Jumat, 18 Maret 2016

CONTOH KASUS



40% Pria Datang ke Klinik Kecantikan, Perawatan Apa yang Dilakukan?

Jakarta - Pria kini semakin sadar akan penampilan mereka. Sejumlah pria bahkan tidak segan datang ke klinik kecantikan untuk mencari solusi atas permasalahan kulit mereka.

Seperti diungkapkan oleh ahli kecantikan di klinik CBC Beauty Care, dr. Yanvi, pasien di klinik kecantikannya hampir separuhnya datang dari kaum pria. "Hampir 40% customer kita dari kalangan pria. Kebanyakan sih pekerja yang ketemu orang banyak, mereka pasti ingin penampilannya lebih oke," jelas dokter lulusan Universitas Atmajaya itu di klinik CBC, Kebayoran Baru, Jakarta, Rabu (16/3/2016).

Dr. Yanvi menjelaskan kebanyakan pria melakukan perawatan pelangsingan tubuh. Tak sedikit pula yang melakukan perawatan wajah seperti penghilangan jerawat dan facial.

"Yang perawatan facial juga banyak. Mereka biasanya rutin melakukannya untuk menjaga kulit supaya tidak kusam. Beberapa pasien pria ke dokter kecantikan juga untuk melakukan perawatan jerawat. Ada juga yang melakukan peeling," ungkap dr. Yanvi.

Ahli kecantikan tersebut menjelaskan alasan para pria kini sudah semakin sadar akan merawat diri. Menurutnya, hal tersebut karena tuntutan pekerjaan yang harus bertemu dengan banyak orang.

"Pria kini banyak yang perawatan memang karena kesadaran diri. Banyak yang bilang kepada saya kalau mereka malu kalau dilihat klien kulitnya kusam atau penampilannya kurang baik. Mulai dari kaum muda sampai bapak-bapak banyak yang perawatan di sini," jelas dr. Yanvi.

Para kaum Adam pun tidak segan membeli produk kecantikan yang telah diracik dokter. Di antara para pria yang melakukan perawatan biasanya membeli sabun wajah sampai krim siang dan krim malam.

"Tapi biasanya mereka maunya yang simple. Misalnya hanya pakai sabun wajah, krim siang yang sudah sekalian sunblock dan krim malam. Kalau cewek kan mau pakai cleansing milk dan toner. Untuk produk cowok kita bikin yang lebih simple," tutur ahli kecantikan yang biasa menangani facial tersebut.

Kesimpulan :
Paragraf diatas merupakan model penalaran secara deduktif karena letak kalimat utama berada diawal kalimat dan sisanya hanya mengenai penjelasan dari awal kalimat.

Sumber :

PENALARAN, INDUKTIF DAN DEDUKTIF



TUGAS 1
BAHASA INDONESIA 2

Disusun oleh :
Nama  : Bambang Dwiyantara
NPM   : 11113627
Kelas   : 3KA18
Dosen  : Hasdiana, SiKOM


UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS ILMU KOMPUTER & TEKNOLOGI INFORMASI
JURUSAN SISTEM INFORMASI
2016

PENALARAN, INDUKTIF DAN DEDUKTIF
A.    Pengertian Penalaran

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera(pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu deduktif dan induktif.

B.     Penalaran Induktif

Pengertian Penalaran Induktif
Penalaran induktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan fakta – fakta yang bersifat khusus, prosesnya disebut Induksi. Penalaran induktif tekait dengan empirisme. Secara impirisme, ilmu memisahkan antara semua pengetahuan yang sesuai fakta dan yang tidak. Sebelum teruji secara empiris, semua penjelasan yang diajukan hanyalah bersifat sementara. Penalaran induktif ini berpangkal pada empiris untuk menyusun suatu penjelasan umum, teori atau kaedah yang berlaku umum.


Macam-macam penalaran induktif diantaranya :
1. Generalisasi
Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang diminati generalisasi mencakup ciri – ciri esensial, bukan rincian. Dalam pengembangan karangan, generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh, data statistik, dan lain-lain.
Macam-macam generalisasi:
a. Generalisasi sempurna
Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penimpulan diselidiki. Generalisasi macam ini memberikan kesimpilan amat kuat dan tidak dapat diserang. Tetapi tetap saja yang belum diselidiki.
b. Generalisasi tidak sempurna
Adalah generalisasi berdasarkan sebagian fenomena untuk mendapatkan kesimpulan yang berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki.

Ciri-ciri paragraf berpola induktif 
Penalaran induktif adalah proses penalaran yang bertolak dari peristiwa-peristiwa yang sifatnya khusus menuju pernyataan umum. Apabila diidentifikasi secara terperinci, paragraf berpola induktif memiliki ciri-cirisebagai berikut :
1. Letak kalimat utama di akhir paragraf
2. Diawali dengan uraian/penjelasan bersifat khusus dan diakhiri denganpernyataan umum
3. Paragraf induktif diakhiri dengan kesimpulan

Contoh paragraf Induktif :
·         Pada saat ini remaja lebih menyukai kebudayaan dari jepang seperti cosplay, harajuku style, maid cafe dan lain sebagainya. Begitupula dengan jenis musik umumnya mereka menyukai j-rock, j-metal, maupun reff tarian dan kesenian tradisional mulai ditinggalkan dan beralih mengikuti tren jepang. Penerimaan terhadap bahaya luar yang masuk tidak disertai dengan pelestarian budaya sendiri. Kesenian dan budaya luar perlahan-lahan menggeser kesenian dan budaya tradisional.

C.     Penalaran Deduktif

Pengertian Penalaran Deduktif
adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat umum. Proses penalaran ini disebut Deduksi. Kesimpulan deduktif dibentuk dengan cara deduksi. Yakni dimulai dari hal-hal umum, menuku kepada hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih rendah proses pembentukan kesimpulan deduktif tersebut dapat dimulai dari suatu dalil atau hukum menuju kepada hal-hal yang kongkrit. Contoh : Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status social.

Ciri-ciri paragraf berpola deduktif 

Penalaran deduktif adalah proses  penalaran yang bertolak dari peristiwa-peristiwa yang sifatnya umum menuju pernyataan khusus. Apabila diidentifikasisecara terperinci, paragraf berpola deduktif memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Letak kalimat utama di awal paragraf
2. Diawali dengan pernyataan umum disusul dengan uraian atau penjelasan khusus
3. Diakhiri dengan penjelasan

Contoh paragraf Deduktif
  • Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.
  • Kebersihan sangat menjadi masalah di sekolah. Ini terjadi karena banyak murid-murid yang tidak sadar akan kebersihan. Padahal “kebersihan adalah sebagian dari iman”.

DAFTAR PUSTAKA